Tidak Transparan, Sayembara Logo Masjid Agung Bantaeng Dinilai Janggal

BANTAENG, KUMANIKA.com– Sayembara desain logo Masjid Agung Syekh Abdul Gani Kabupaten Bantaeng yang dibuka pada 29 September hingga 16 Oktober 2020 lalu menemui sejumlah kejanggalan.
Pendaftaran peserta bertempat di Kantor Pemerintah Kabupaten Bantaeng (Pemkab) bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra). Sementara untuk pengiriman desain logo sendiri, dimulai 19-28 Oktober 2020.
Hal itu diungkapkan pemenang juara 3, Andi Syarif Hidayatullah melalui platform sosial media Facebook pribadinya dengan nama akun Fandi.
Menurutnya, ada beberapa kejanggalan dalam pengumuman hasil lomba. Tepatnya 11 November urai dia, pemenang juara hanya diumumkan melalui pesan pribadi Whatsapp.
Pengumuman lomba dikirimkan langsung dalam bentuk berita acara, ia meminta logo juara lain, tapi tidak direspon.
“Sudah ada nama saya diurutan 3 saat dikirim, hari itu juga saya meminta desain juara 1 dan 2 untuk ditampilkan, tapi tidak ada respon. Sampai 6 hari kemudian tepatnya 16 November baru diberikan ke saya, dan itu saya chat tiga panitia berbeda,” katanya saat dikonfirmasi, Rabu (18/11/2020).
Kecurigaannya muncul, lantaran rentang waktu penyampaian logo juara yang cukup lama. Ia menduga, enam hari itu dimanfaatkan untuk membuat logo menyaingi desain logo miliknya.
“Karena dari segi tampilan saja terlihat jelas, ada beberapa dugaan. Dugaan plagiat logo, rentang waktu juga begitu lama disampaikan juara lain, dan juga alasan panitia yang tidak jelas saat dimintai logo pemenang lain,” urainya.
Selanjutnya, ia menyayangkan kriteria lomba yang tidak ditampilkan. “Jadi saya inisiatif upload portofolia di Facebook. Tidak ada juga grub peserta dan informasi jumlah peserta,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, terlihat dari beberapa kesamaan bentuk dan gaya penyajian logo berdasarkan pengamatan beberapa desainer.
Hasil lomba juara 2 juga menjadi sorotan. Pasalnya jika dibandingkan dengan logo juara 3 sangat jauh dari kata layak untuk mendapatkan juara 2 menurut penilaian warganet di Facebook.
“Ada juga yang menduga bahwa juri yang ditunjuk tidak expert terhadap bidang desain grafis, itu salah satu komentar di Facebook,” tutur pria yang akrab disapa Fandi ini.
Penulis: Al Kudri
Editor: Ayezzah