Pusatkan Aktivitas Perdagangan, Solusi Capai Target PAD Disperindag

BULUKUMBA, KUMANIKA.com– Ditahun 2020, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) menjadi salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kabupaten Bulukumba yang gagal mencapai target Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Selain dampak Covid-19. Gagalnya Disperindag Bulukumba mencapai target PAD retribusi pasar dikarenakan tidak terfokusnya pusat aktivitas perdagangan selama ini. Sehingga kebocaran PAD kerap dialami Disperindag.
Ditahun 2020 lalu, Disperindag Bulukumba hanya mampu mencapai target PAD sebesar Rp.2.308.409.000 dari Rp.4.201.926.800 atau hanya sebesar 55 persen dari target PAD.
Meski gagal mencapai target PAD di tahun 2020 lalu, target PAD Disperindag naik dari Rp.4.201.926.800 menjadi Rp.4.587.028.500.
Peningkatan target ditahun 2021 ini menjadi tantangan baru untuk Disperindag Bulukumba. Salah satu solusi yang dilahirkan Disperindag yakni melakukan pemindahan pusat aktivitas bongkar muat.
Pemindahan aktivitas bongkar muat dari Pasar Tradisonal Cekkeng ke Pasar Sentral Bulukumba sejak 1 Maret 2021 dianggap menjadi solusi tepat. Meski harus menimbulkan pro dan kontra diantara pedagang pasar.
Keputusan pemidahan yang dilakukan Disperindag telah mendapat persetujuan Bupati Bulukumba, Muchtar Ali Yusuf untuk memaksimalkan PAD melalui retribusi bongkar muat barang.
“Kami sudah berkoordinasi dan beliau (Bupati) sangat mendukung apa yang kami usulkan asalkan berjalan aman dan tertib. Pemindahan ini kita bisa maksimalkan PAD Retribusi agar bisa capai target,” terangnya.
Selain persetujuan Bupati, Muntazir menyebutkan bahwa hal ini juga melalui sosialiasi persetujuan para pedagang pasar (bongkar barang). Dimana para pelaku bongkar muat setuju dengan usulan pemindahan tersebut.
“Sebelum mengambil kebijakan, Kami sudah surati semua pedagang dan mereka sepakat untuk dipindahkan. Tentu ini tidak sertamerta dilakukan pemindagan,” tambahnya.
Adanya penolakan atas kebijakan Disperindag tersebut. Munthazir menilai jika hal itu dilakukan oleh pihak merasa terganggung dengan zona nyaman yang mereka dapatkan selama ini.
Munthazir mengaku dilema dengan hal tersebut. Hanya saja disisi lain pemindahan itu perlu dilakukan agar penataan bongkar muat yang terjadi tidak menimbulkan kemacetan.
“Kondisi begini bikin dilematis memang, tapi ini kami lakukan karena di pasar Cekkeng itu semrawut dan perlu dilakukan pentaan ulang,” pungkasnya.
Reporter: NDA