BANTAENG, KUMANIKA.com — Kamis, awal bulan ini, 1 Oktober 2020, bertepatan dengan diperingatinya hari kopi sedunia. Seluruh dunia bersuka cita memperingati kopi sebagai bagian dari hidup mereka.
Di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, peringatan hari kopi sedunia dilakukan dengan hikmat dan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Diklat Barista Angkatan Pertama menjadi pelopor berlangsungnya acara perayaan hari kopi sedunia tersebut.
Acara ini diberi nama Bantaeng Internasional Coffe Day 2020 dengan tema Dari Titik Menjadi Cakrawala dan berlangsung selama 2 hari dari tanggal 1 – 2 Oktober 2020 di Centra Pengelolaan Kopi, Kelurahan Banyorang, Kecamatan Tompo Bulu, Bantaeng.
Puluhan gerai kopi memamerkan berbagai brand lokal kopi produksi asli Bantaeng yang terbuat dari jenis Robusta dan Arabika. Diantaranya, Kopi Torayya, Kopi Garumbang, Kopi Akar Tani, Kopi Banyorang 88, Labbo Coffe kopi, Kopi Bonto Masigi, dan Kopi Daeng Lotong. Brand ini dibina 5 Industri Kecil Menengah (IKM).
Kegiatan tersebut dibuka secara langsung Bupati Bantaeng, Ilham Azikin yang datang bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah.
Dalam sesi tanya jawab, Bupati Bantaeng, Ilham Azikin memperkenalkan sekaligus bangga dengan berbagai kopi brand lokal asli Bantaeng.
Ilham Azikin mengatakan, kegiatan tersebut bukanlah yang pertama kali digelar, tahun lalu kegiatan serupa juga dilaksanakan namun tahun ini diakuinya banyak kamajuan meski dalam suasana Pandemi Covid-19 namun tetap tertib protokol kesehatan.
“Dalam kegiatan ini kita berharap kopi Bantaeng bisa dikenal di skala regional maupun nasional seperti daerah lain. Momentum ini harus kita manfaatkan,” katanya.
Meski saat ini kopi Bantaeng mulai dikenal masyarakat luar, namun menurut Bupati masih perlu adanya persamaan persepsi mengenai brand, agar menjadi satu dan mengedepankan nama Bantaeng.
“Kegiatan ini merupakan silaturahmi, menjadi ajang untuk duduk bersama, berdiskusi. Kita sepakat kopi satu level jenis dan brandnya. Kita angkat dulu brand lokalnya, kemudian harus menyatu format seperti apa sehingga keberadaan kopi Bantaeng bisa dikenal bukan hanya ditingkat regional, hingga mancanegara. Kopi kita tidak kalah dari daerah lain,” imbuh Ilham Azikin.
Olehnya, sebagai upaya promosi diawal, kopi Bantaeng sudah jadi minuman wajib di kantor Bupati Bantaeng.
“Alhamdulillah, setiap tamu baik dari kementerian dan provinsi yang datang. Kopi Bantaeng yang kita sajikan,” ungkapnya.
Selain itu, Bupati juga telah mengeluarkan kebijakan untuk memanfaatkan peluang pasar. Gerai dan toko modern yang memiliki korpoorat diharapkan mampu memasarkan kopi brand lokal Bantaeng.
“Kita mau kopi adalah sesuatu yang bisa mengangkat derajat masyarakat Bantaeng khususnya petani. Bahwa kopi adalah yang sampai kapan pun menjadi kebutuhan. Di semua kondisi. Kita akan dorong terus peluang itu dengan mengajak mitra bekerjasama memasarkan brand lokal,” pungkas Ilham Azikin.
EDITOR: Arnas Amdas