PDNA Bulukumba Gelar Workshop untuk Persiapan Audit Angka Kematian Ibu dan Anak

KUMANIKA.com– Jumlah kematian ibu dan anak di kabupaten Bulukumba, hingga Juni 2022 ini, telah mencapai 6 kasus. 3 diantaranya akan diaudit melalui otopsi sosial, yakni suatu proses interaksi yang dilakukan untuk menggali informasi, terkait penyebab kematian ibu dan bayi baru lahir di Kabupaten Bulukumba.
Berdasarkan angka kematian yang telah terangkum, Pimpinan Daerah Nasyatul Aisyiyah (PDNA) Kabupaten Bulukumba melaksanakan kegiatan penyusunan instrumen.
Pertemuan tersebut dikemas dalam bentuk workshop Penyusun Instrumen dan Pendalaman Teknik Fasilitasi Otopsi Sosial Kasus Kematian Ibu dan Bayi baru lahir.
Manager Program PDNA, Satnawati, menjelaskan jika kegiatan ini merupakan rangkaian persiapan pelaksanaan otopsi sosial, sebuah program akselerasi. Kegiatan akan digelar oleh PDNA Bulukumba sebagai mitra utama USAID MADANI.
“Sebelumnya tim program telah melaksanakan kegiatan Kick Off Meeting, sebagai upaya untuk mensosialisasikan program akselerasi otopsi sosial ini,” jelas Satna, sapaan akrabnya, dalam kegiatan workshop, yang berlangsung di salah satu Cafe dan Resto, Kabupaten Bulukumba, Selasa 28 Juni 2022.
Dari kegiatan ini, sambung Satna, diharapkan adanya instrumen otopsi sosial yang bisa disusun dan siap diterapkan di masyarakat. “Fasilitator harus bisa memahami muatan-muatan kuisioner dan bisa memahami teknik fasilitasi terkait otopsi sosial tersebut,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Capasity Building Specialist (CBS) Madani, Ita Rahma, memaparkan bahwa otopsi sosial bertujuan untuk menggali aspek-aspek penyebab kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir.
Menurutnya, upaya untuk menekan angka kematian ibu dan bayi baru lahir itu memerlukan peranan dari semua pihak, termasuk masyarakat dan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS). Dengan demikian, informasi penyebab dari masalah tersebut tidak terkesan tumpang tindih.
“Jadi otopsi sosial ini salah satu cara agar masyarakat dan OMS bisa terlibat bersama melakukan penelaah kasus, agar bisa menekan angka kematian ibu dan bayi baru lahir,” papar Ita.
Harapannya, Madani bisa bekerja secara mandiri, serta kolaborasi dari pemerintah dan masyarakat bisa terus berlanjut. Sehingga, angka kematian ibu dan bayi baru lahir bisa tetap ditekan.(Kurnia)