Nenek Sattima, Sebatang Kara yang Dambakan Rumah Layak Huni di Sisa Hidupnya

BULUKUMBA, KUMANIKA.com–Salah seorang warga Dusun Palipungan, Desa Baji Minasa, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, Sattima hidup sebatang kara di rumah tuanya.
Usia Nenek Sattima diperkirakan sekitar 104 tahun. Perkiraan ini juga berdasarkan penuturan yang ia sampaikan sesuai ingatannya.
Sejumlah peristiwa zaman Hindia-Belanda pun masih hangat dalam ingatannya meski ditengah usia yang sudah rentang.
Masa muda Nenek Sattimah pernah melakoni profesi sebagai guru mengaji tradisional kampungnya dengan ikhlas tanpa dipungut biaya.
Sebenarnya, ia memiliki dua orang putra Aci dan Aco, hanya saja mereka harus merantau ke negeri seberang karena tuntutan ekonomi.
Putranya yang bernama Aci merantau ke Kalimantan, sedangkan Aco tengah mengadu nasib di Malaysia. Keduanya pun telah memikili keluarga masing-masing.
Nenek Sattima mengungkapkan bahwa kedua putranya itu kadang mengirimkan uang. Walau tak banyak, ia bersyukur dan tetap merasa bangga.
Saat disambangi pada Minggu 10 Januari 2021, tampak jelas kondisinya yang begitu memprihatinkan. Huniannya saat ini hanya beralaskan tanah dan atap yang sudah bocor.
Ia menjalani kesehariannya di gubuk tua itu. Sejauh ini ia mengakui pernah mendapat bantuan, salah satunya dari pihak BAZNAS Bulukumba.
Ia pun bercerita banyak tentang kesulitannya terkait kebutuhan makanan dan juga kerinduannya yang sangat dalam terhadap kedua putranya.
Ketika tak ada satupun makanan yang bisa menjanggal perutnya saat merasa lapar ia kerapkali melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran.
Adapun salah satu impian nenek Sattima yang mengharukan sebelum menutup usia, ia sangat mendambakan sebuah hunian yang layak.
“Saya ingin punya rumah yang layak sebelum meninggal,” kata Sattima menyampaikan impian sederhananya itu kepada kumanika.com.
REPORTER: Nda