Korban Capai 174 Orang, Tragedi Kanjuruhan jadi Sorotan Media Asing

KUMANIKA.com– Menko Polhukam, Mahfud MD, menyatakan bahwa Tragedi Kanjuruhan bukanlah bentrok suporter. Sebab pada pertandingan itu para pendukung dari Persebaya tidak boleh ikut menonton, sehingga yang hadir di lapangan hanya dari Arema.
Meski demikian, saat ini resmi diumumkan bahwa korban meninggal pada peristiwa tersebut telah mencapai 174 orang.
“Sampai jam 10.30 WIB, data BPBD Jatim 174 meninggal dunia,” kata Emil Dardak, Wagub Jawa Timur, melalui pesan singkat pada Minggu (2/10), seperti dilansir dari laman kumparan.com.
Emil menyebut meminta data ini ke BPBD pada pukul 13.00 WIB. “Padahal datanya jam 9.30 masih 158 yang meninggal. Prihatin sekali,” sambung Emil.
Keterangan dari Mahfud MD juga menyatakan jika para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak napas. Tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antar suporter.
Kerusuhan yang terjadi pasca Arema dilibas Persebaya 3-2, dalam laga bertajuk derbi Jatim di lanjutan BRI Liga 1 tersebut, kini tak hanya menjadi topik hangat media-media dalam negeri. Diketahui, beberapa media asing juga menjadikan tragedi Kanjuruhan sebagai headline pemberitaan mereka.
Dikutip dari holopis.com, salah satu media asing bernama AP News menuliskan “130 Dead After Fans Stampede To Exit Indonesian Soccer Match,” pada berita utama mereka. Artinya “130 Tewas Setelah Fans Berdesakan Keluar dari Pertandingan”.
Platform media Inggris, Sky News, juga meletakkan berita ini di kolom utama yang hampir memakan semua laman website-nya. Mereka menulis “At Least 174 Killed After Riot Breaks Put at Football Match“, atau “Setidaknya 174 Tewas Akibat Rusuh di Pertandingan Bola”.
Lainnya ada The Guardian. Mereka mengunggah foto mobil polisi yang terguling dan hancur akibat kerusuhan, dengan keterangan “Indonesia Football Riot: 129 People Killed After Stampede At Match,” yang berarti “Kerusuhan Sepakbola Indonesia: 129 Orang Tewas Setelah Berdesakan di Pertandingan”.