Hidup Sebatang Kara Dirumah Tua, Nenek Sattima Tidak Terakomodir Dalam Bantuan Sosial

BULUKUMBA, KUMANIKA.com– Nenek Sattima warga Dusun Palipungan, Desa Baji Minasa, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, hidup sebatang kara di rumah tuanya.
Usia Nenek Sattima diperkirakan sekitar 104 tahun. Ia merupakan saksi sejumlah peristiwa zaman Hindia-Belanda dan semasa hidupnya melakoni profesi sebagai guru mengaji tradisional.
Meski hidup sebatang kara dirumah tua dari kayu, Nenek Sattima luput dari bantuan Dinas Sosial Kabupaten Bulukumba di semua program bantuan.
Kepala Dinas Sosial Bulukumba, Syarifuddin, saat dikonfirmasi Kumanika.com, membenarkan jika Nenek Sattima tidak masuk dalam bantuan sosial.
“Ia benar tidak masuk,” singkatnya, Kamis, 14 Januari 2021. Ia juga tidak memberikan tanggapan apakah nenek Sattima akan masuk pantaun ataupun tidak.
Nenek Sattima diketahui memiliki dua orang putra Aci dan Aco, hanya saja mereka harus merantau ke negeri seberang karena tuntutan ekonomi.
Putranya yang bernama Aci merantau ke Kalimantan, sedangkan Aco tengah mengadu nasib di Malaysia. Keduanya pun telah memikili keluarga masing-masing.
Nenek Sattima mengungkapkan bahwa kedua putranya itu kadang mengirimkan uang. Walau tak banyak, ia bersyukur dan tetap merasa bangga.
Saat disambangi pada Minggu 10 Januari 2021, tampak jelas kondisinya yang begitu memprihatinkan. Huniannya saat ini hanya beralaskan tanah dan atap yang sudah bocor.
Ia menjalani kesehariannya di gubuk tua itu. Sejauh ini ia mengakui pernah mendapat bantuan, salah satunya dari pihak BAZNAS Bulukumba.
Ia pun bercerita banyak tentang kesulitannya terkait kebutuhan makanan dan juga kerinduannya yang sangat dalam terhadap kedua putranya.
Ketika tak ada satupun makanan yang bisa menjanggal perutnya saat merasa lapar ia kerapkali melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran.
Adapun salah satu impian nenek Sattima yang mengharukan sebelum menutup usia, ia sangat mendambakan sebuah hunian yang layak.
“Saya ingin punya rumah yang layak sebelum meninggal,” kata Sattima menyampaikan impian sederhananya itu.
Reporter: NDA