FORMAP KIA Dorong Program Galang Darah Hingga Tingkat Desa

BULUKUMBA, KUMANIKA.com– Forum Masyarakat Peduli Kesehatan Ibu dan Anak (FORMAP KIA) Bulukumba mendesak pemeintah dan manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Dg Radja untuk menjamin ketersediaan stok darah.
Ketua FORMAP KIA Bulukumba, Muhajir, mendorong program penggalangan siaga darah di sektor desa di kabupaten Bulukumba. Dia mengaku resah dengan stok darah yang selalu kosong di Unit Transfusi Darah (UTD).
“Hal ini penting dilakukan sebagai upaya menjaga ketersediaan darah sejak dini. Apalagi hampir setiap hari ada pesan permintaan kebutuhan darah,” ujarnya.
Menurut Muhajir, persiapan dini yang matang dianggap dapat menjadi solusi agar ketersediaan darah tidak lagi menjadi penyebab terjadinya kematian.
“Jadi semua ibu hamil yang sudah ditentukan tafsiran persalinanya harus memiliki kepastian tentang calon pendonor,” tegasnya.
Dalam hal ini kata Muhajir juga mengatakan untuk pemenuhan stok darah perlu perhatian bidan desa dan kepala desa demi pemenuhan stok darah.
Sebab, bila semua pihak, baik pemerintah setempat hingga stake holder terkait saling mendukung dan punya perhatian, maka stok darah akan lebih mudah disediakan.
“Jangan lagi ada ibu melahirkan yang meninggal karena stok ketersediaan darah yang kosong,” harap Muhajir.
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Bulukumba, Megawati mengaku mengapresiasi program galang darah yang dicanangkan FORMAP KIA.
“Ini masukan yang bagus. Dan semoga bisa berjalan maksimal,” harapnya saat dikonfirmasi.
Menurutnya, dalam perencanaan program ini, semua desa harus masuk Lokasi Fokus (Lokus). Agar Penggalangan darah di sektor desa bisa berjalan maksimal sehingga tujuan utama untuk menekan angka kekurangan darah bisa diatasi.
Selain itu kata Mega sapaannya, dalam hal ini, pemerintah desa juga harus mampu bersinergi dengan tenaga medis. Demi tercapainya harapan dari program desa siaga donor darah ini.
“Ini semua juga tergantung pemerintah desanya,” katanya
Maka dari itu, tugas program yakni mendeteksi yang beresiko dan merujuk sesuai dengan aturan atau resiko yang ditemukan. Sehubungan dengan itu, ia memaparkan, ditahun 2019 dan 2020 angka kematian ibu tercatat tiap tahun sebanyak 4 orang.
Penyebab utamanya selain karena pre eklampsia, yang paling sering terjadi juga karena perdarahan. Sehingga penting untuk membuat program demi mendukung ketersediaan darah di Kabupaten Bulukumba.
Reporter: IKM