Februari 2021 Vaksin Synovac terdistribusi, Nakes Enggan Divaksin

BULUKUMBA, KUMANIKA.com–Jumlah vaksin Covid-19 Bulukumba tahap pertama sebanyak 2079 dosis yang akan didistribusikan pada bulan februari mendatang. Vaksin Covid-19 ini bakal diprioritaskan untuk para tenaga kesehatan (Nakes) di Bulukumba.
Namun, beberapa Nakes enggan untuk divaksin. Berdasarkan TS Nakes di time lime akun sosial media miliknya. FR Salah satunya, “Langsung Dodong nyawaku nataro vaksin,” Rabu, 6 Januari 2021.
Lebih lanjut, melalui pesan suara via WhatsApp, Ia pun menjelaskan bahwa vaksin yang berasal dari China ini berbahaya.
“Ini vaksin, berisi semacam chip didalamnya yang berupa molekul kecil. Molekul kecil inilah yang berperan sebagai kontrol dalam tubuhta ketika sudahmi disuntikkan. Selain itu, molekul ini juga menekan sistem imunta’. Saat badanta mengalami Drop karena imunta menurun, seketika molekul ini bekerja, bisaki langsung meninggal,” terangnya.
“Kita ini Nakes tidak ditaumi seperti apa nasibta ke depan. Karena, pengiriman tahap pertama ini memang diperuntukkan bagi Nakes, diharuskan dan bahkan wajibki setiap Nakes divaksin,” keluhnya.
Tak hanya itu, ia pun keluhkan kebijakan Presiden Joko Widodo. Menurutnya, Vaksin yang berasal dari China inilah yang paling rentan. Sementara, ada banyak Negara yang juga memproduksi vaksin, termasuk Rusia dan Jerman.
“Vaksin Covid-19 yang berasal dari China inimi yang paling rentan berujung kematian, padahal banyakji Negara lain yang memproduksi juga, ada Rusia dan Jerman. Jenis vaksin untuk kita yang masyarakat biasa beda dengan jenis vaksin yang diperuntukkan bagi kalangan pejabat”. Tambahnya.
Olehnya itu, Ia enggan untuk divaksin. Meskipun ada aturan yang menegaskan bahwa semua tenaga medis wajib di vaksin. Karena orang pertama yang berinteraksi dengan pasien covid 19 adalah mereka. Sekiranya, para Nakes tidak bersedia untuk divaksin mereka akan dikenakan denda senilai 5 juta rupiah per orang.
” Kalo tidak mauki divaksin, dapatki denda 5 juta per orang. Kenapa kah harus dipaksa ? Na hakta itu menolak untuk divaksin,” tutupnya mengeluhkan.
REPORTER: NDA